Tinggi badannya kurang lebih seratus delapan puluh sentimeter, badannya tegap, suaranya serak tapi lantang, kulitnya langsat, kepala kotak rambut beruban, mata lebar seperti mata orang arab akan tetapi hidung pesek layaknya orang indonesia pada umumnya. jalannya pincang, konon ceritanya beliau dimasa muda adalah pemain sepak bola dan menggunakan doping agar gagah perkasa, kini usianya sudah menua mungkin sekitar enam puluh dua. ia adalah bapak Sukamat Guru Sosiologi yang mengajar di Madrasah Aliyah Ma'arif Kencong. Setiap pelajaran akan dimulai beliau selalu berapi-api memberikan wejangan, akan tetapi perkataan beliau hampir semua sesuai fakta saat ini, salah satu ucapa belia paling aku ingat adalah ketika beliau berkata bahwa untuk mencapai cita-cita, mereka harus mempunyai harta kalau tidak ada harta jangan berharap punya cita-cita tinggi, misalkan saja untuk kuliah kedokteran biaya kuliah mahal bukan main. ketika para siswa mendengar pastilah dibuat tak percaya karena kebanyakan...
Tertiup angin dibawah sinar Mentari, embun pagi menyibak kabut, diatas rerumputan terdapat percikan air lanyaknya salju, bening, segar dan menyehatkan. saat itu dia duduk termenung diatas teras, menikmati secangkir teh hangat menyapa warga, dengan senyuman tipis dan menundukkan kepala. siapapun yang melihat terasa iri ingin sepertinya, tiada kesusahan dalam menahan beban dan tanggung jawab keluarga. kepulan asap membumbung tinggi ke angkasa, terlihat keluar dari tungku sang istri yang sedang memasak di dapur, anak kecil berlari-lari seakan tau kalau dia bukan pria dewasa, semua terlihat sempurna tapi tidak tahu apa yang ada dibaliknya. daun-daun berguguran tiada menyapa, memperdulikanpun tidak. tertanam disebalah kanan dan kiri rumah bahkan dihalaman warga. daun itu bernama "Murbai". Siburuk rupa yang semua geli melihatnya, berjalan lenggak-lenggok layaknya miss universe diatas karpet merah, berkepala kecil berbadan bulat dan panjang, mempunyai banyak kaki tapi tak pandai ber...